Kok Berhenti,Zie?

Sam _anzielova_

Sam
_anzielova_

 

 

“NGAPA LIHAT-LIHAT? KALAU PENGEN TUH NGOMONG AJA!”

 

Zie tergelak mendengar seruan Sam. Barusan mereka berpapasan dengan pengendara lain yang jelas sekali melihat Sam dan Zie dengan tatapan aneh bercampur heran. Zie tertawa, dia tahu karena cara Sam mengucapkannya terdengar jelas hanya pura-pura marah, ditambah pula nada yang lebay. Ah, suara Sam juga tak akan terdengar orang lain kecuali Zie yang sama-sama berada di satu motor yang melaju dengan kecepatan sedang.

 

“Haha, ya jelaslah mereka ngeliatin, Sam.. Anehlah,” Zie sedikit berteriak, mengatasi suara angin yang cukup keras menimpa wajahnya. “Mana ada cowok dibonceng cewek kaya’ lo,”

 

“Halah. Cowok tadi tu iri. Dia pengen juga dibonceng kaya’ gue gini,” seru Sam di belakang Zie.

 

Zie tertawa lagi. Satu dari banyak hal yang membuat Sam berbeda dengan cowok-cowok lainnya adalah pola pikirnya yang kerap melenceng dari jalur normal manusia kebanyakan.

 

“Emang lo nggak malu?”

 

“Ngapain malu? Gue pakai baju ini kok,” balas Sam.

 

Ini sudah kali kelima perjalanan mereka, dimana Zie yang membawa motor sementara Sam duduk manis di jok belakang. Zie ingat,situasi pertama kali kalinya saat itu tidaklah terlalu aneh. Waktu itu ia mengantar Sam pulang yang kakinya luka akibat kecelakaan. Tapi kesempatan-kesempatan berikutnya dilakukan dalam kondisi sehat-sehat saja. Kadang Zie yang meminta duluan, kadang Sam.

 

“Maksud gue, lo nggak risih dilihatin orang kaya’ gitu? Kalau posisi gue yang boncengin cowok gini sih ga ada masalah. Tapi lonya? Apa ga malu?” tanya Zie, matanya fokus ke jalanan berliku di depannya. “Kan nggak normal, Sam,”

 

“Nggak normal menurut siapa dulu? Menurut orang-orang kebanyakan,kan? Sekali-kali kita tu perlu melawan arus Zie. Hidup lo ga ada rasa kalau melulu ngikutin pandangan umum yang sudah ada,” beber Sam. “Dan menurut gue, bonceng cewek mah ga ada salahnya, selama salah satu atau dua-duanya nggak ada yang ngerasa terpaksa. Itung-itung emansipasi gitulah, kaya Kartini,”

 

Masih konsentrasi dengan jalan di depannya, diam-diam Zie tersenyum. Inilah yang selalu membuat Zie betah dekat-dekat dengan Sam. Sam berbeda dengan cowok-cowok lain yang menurutnya basi.

 

“Tapi gue bingung,nih,” celetuk Sam. “Gimana pegangannya ya?”

 

“Haha, ya pegangan pinggang gue lah,” kata Zie yang tersadar bahwa Sam dari tadi hanya melipat kedua tangannya di depan dada.

 

“Ah, nanti kepegang yang lain-lain,” kata Sam. “Pemancar signal lo kesenggol ntar marah,punya lo kan tinggi banget,Zie! pasti gampang banget kepegang,”

 

“ Ha?” Zie tak paham. “Apa coba pemancar signal?”

 

“Itu-tuh… dua bukit,”

 

“Dasar cowok!” maki Zie, tapi hanya dalam hati. Heran deh, mau sealim apapun tetap ya pikian cowok itu selalu saja ke sana!

 

Zie merasa harus memberi Sam pelajaran. Dia lalu melambatkan  kecepatan motornya sejenak, sebelum akhirnya benar-benar berhenti di pinggir jalan.

 

“Kok berhenti,Zie?” tanya Sam. Bingung.

 

“Turun!” perintah Zie.

 

“Oh, udah capek? pusing? mau gantian?”

 

“Gue bilang turun!”

 

Sam menurut karena mencium gelagat yang tidak enak dari nada bicara Zie.  Ditatapnya Zie yang tak menunjukkan tanda-tanda akan berganti posisi. Sebaliknya, Zie justru menoleh ke arah belakang, memastikan tak ada kendaraan di belakangnya.

 

Sam yang paham mendadak panik. Terlebih melihat mata Zie yang berubah persis Mischa cinta fitri .

 

“Zie! Jangan bilang lo mau ninggalin gue disini,”

 

“Kalo iya,kenapa?”

 

***

Apakah Sam akhirnya betul-betul ditinggalkan oleh Zie di pinggir jalan? Bagaimana nasib Sam selanjutnya?  Adakah malaikat yang menjelma jadi supir angkot atau tukang ojek yang menolong Sam?

Bersam…

Halah! Ini apa sih?! Emangnya Tersanjung apa?!

Sampai cerita ini ditulis, nasib Sam masih belum jelas.

Tapi kalau mau lihat Sam dan Zie yang boncengan lebih kurang seperti ini….

Ups!

Ups!

 

 

Ups, mohon maaf. Salah, pemirsa!
Maksudnya seperti ini….

 

 

Smileeee :)

Smileeee 🙂

 

 

 

Gambar dicolong dari

sini dan sini 🙂

23 respons untuk ‘Kok Berhenti,Zie?

  1. Hahaha… Jadi inget kakak yg suka semena2 eh seenaknya duduk manis di belakang kayak sam dan istrinya yang suruh bawa motor.

kata teman...